Cupang Hias kontes.
Dewasa ini makin
banyak jenis-jenis ikan cupang hias yang dapat digunakan untuk menghiasi akuarium
di rumah Anda. Namun secara umum, cupang hias dapat dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu cupang hias alam dan cupang hias kontes. Namun kali ini saya hanya akan membahas
tentang beberapa jenis cupang hias kontes.
—Cupang Hias Kontes—
Sesuai dengan namanya, cupang hias yang
bernama latin Betta splendens ini diikutkan pada setiap kontes. Pada dasarnya,
cupang hias ini merupakan hasil persilangan beberapa spesies cupang alam. Anak
cupang hasil persilangan tersebut disilangkan kembali sehingga didapatkan
strain-strain cupang dengan warna tubuh bervariasi serta bentuk sirip yang
menawan.
Oleh sebab digunakan untuk kontes, terdapat
beberapa kategori cupang hias yang dikelompokkan berdasarkan tipe siripnya. Berikut
beberapa jenis ikan cupang hias yang popular di kalangan peternak dan penggemar
cupang hias.
1. Comb tail (sisir; serit tunggal)
Comb tail atau cupang sisir merupakan sebutan untuk cupang yang memiliki sirip
berbentuk sisir. Cupang ini pun biasa disebut dengan julukan cupang serit.
Cupang sisir mempunyai serit yang sangat kecil di ujung ray (sungut) sehingga
terlihat bergerigi dan disebut juga dengan serit tunggal.
Oleh International Betta Congress (IBC), comb tail disebut juga sebagai fringe
finned betta. Hanya saja, IBC tidak memasukkan comb tail sebagai bagian dari
crown tail yang digunakan untuk menyebutkan cupang berserit dua atau lebih.
Cupang serit tunggal tetap disebut comb tail meskipun siripnya panjang dengan
tambahan nama extended di belakangnya. Cupang serit dikatakan crown tail jika
memiliki 2 tulang serit yang memanjang.
2. Crown tail (serit ganda)
Crown tail merupakan cupang hias silangan asli Indonesia. Bentuk sirip cupang
ini sangat khas, yaitu tulangnya ekornya terlihat panjang dan kuat. Sekilas,
sirip tipe ini terlihat seperti layar yang sobek.
Awal pertama kemunculan cupang serit terjadi pada tahun 1998 dan menjadi
booming pada tahun 2000. Di awal kemunculannya, banyak pihak yang skeptis
karena tipe tersebut relatif baru dan dianggap sebagai penyimpangan semata.
Oleh sebab itu, cupang serit dijadikan sebagai “warga kelas dua” dalam dunia
kontes cupang. Seiring berjalannya waktu, banyak peternak yang tergila-gila
untuk memperbanyak cupang serit. Akhirnya, keberadaan cupang serit pun diakui
oleh International Betta Congress (IBC).
Seekor cupang dikatakan termasuk dalam jenis crown tail jika memiliki dua atau
lebih tulang serit. Dewasa ini, perkembangan cupang serit sudah semakin jauh.
Hal tersebut terlihat dari jumlah tulang serit yang tidak hanya dua, tetapi
empat (double-double ray) dan delapan.
Tidak hanya berdasarkan jumlah tulang serit, perbedaan juga ditunjukkan dengan
adanya selaput di antara tulang serit. Oleh sebab itu, crown tail dibagi
menjadi dua, yaitu tipe balon dan tipe balok. Tipe balon ditunjukkan dengan
adanya selaput lebar di antara tulang serit. Ada atau tidaknya selaput ini baru
dapat diketahui ketika cupang telah dewasa. Sementara tipe balok dicirikan
dengan tulang serit kasar yang tidak memiliki selaput.
3. Halfmoon (separuh bulan)
Halfmoon
Pada awalnya, halfmoon adalah cupang hasil silangan peternak cupang di Amerika Serikat. Cupang yang
dihasilkan ini memiliki sirip yang lebar dan bentuk sirip ekornya menyerupai
setengah lingkaran, yaitu 180o. Selain bentuk siripnya yang indah, gerakan yang
anggun dari halfmoon menjadi daya pikat tersendiri.
Selanjutnya, cupang tersebut dikembangbiakkan di Perancis. Seperti halnya
cupang serit, masyarakat kontes cupang internasional IBC masih belum dapat
mengakui kehadiran ikan cupang ini. Kebanyakan juri masih belum dapat
memberikan kemenangan terhadap halfmoon, meskipun memiliki segudang
keistimewaan. Halfmoon pun menjadi “warga kelas dua”.
Berbeda penerimaan IBC, berbeda pula penerimaan masyarakat secara individual.
Sejak dipertontonkan pada konvensi konvensi IBC di Alabama, banyak peternak
cupang yang menaruh perhatian besar. Hal ini ditunjukkan dengan menyebarnya
halfmoon ke kawasan eropa lainnya, misalnya Switzerland. Selanjutnya, setelah
berusaha keras membuat galur murni halfmoon, para peternak dari Amerika
Serikat, Perancis, dan Swiss itu pun membentuk organisasi baru yang bernama
International Betta Splendens Club untuk mewadahi kontes cupang halfmoon dari
berbagai belahan dunia.
Hingga kini, halfmoon tersebar dengan baik ke Asia Tenggara sejak para peternak
dari Thailand turun tangan dalam mengembangkannya. Di habitat tropis Thailand,
ikan cupang ini pun berkembang pesat dan banyak diternakkan karena memiliki
nilai jual yang lebih tinggi.
4. Double tail (cagak)
Double tail
Sebutan double tail (cagak) diberikan pada ikan yang memiliki sirip ekor
sebanyak dua buah. Akibatnya, ikan ini seperti memiliki sirip ekor yang
terbelah sehingga disebut juga dengan istilah “fin split”. Setiap sirip ekor
(belahan) tersebut memiliki ukuran yang sama besar dan sama lebar. Diduga,
cupang cagak merupakan mutan dari halfmoon yang memiliki satu sirip ekor
(single tail).
Selain memiliki keistimewaan berupa sirip ekor yang terbelah, keistimewaan lain
dari cupang ini yaitu memiliki pangkal sirip punggung dan sirip anal yang sama
panjang. Cupang cagak yang baik tidak memiliki celah atau spasi di antara
ketiga siripnya (anal, kaudal, dan dorsal). Jika mengembang sempurna,
keseluruhan sirip tersebut akan membentuk satu kesatuan berupa lingkaran utuh
yang simetris.
Pengembangan cupang cagak ini masih relatif jarang ditemukan. Hal tersebut
disebabkan rendahnya tingkat keberhasilan menghasilkan cupang cagak yang
sempurna. Oleh sebab itu, kelas double tail tidak selalu diselenggrakan oleh
panitia kontes karena keterbatasan jumlah peserta.
5. Plakat (ekor pendek)
Berbeda dengan jenis-jenis sebelumnya, cupang plakat memiliki sirip ekor yang
pendek. Asal-usul cupang ini berasal dari cupang alam dan cupang aduan. Namun,
jenis ini sengaja dikembangkan khusus untuk kontes hias yang terfokus pada
keindahan warna dan bentuk sisiknya. Nama plakat sendiri berasal dari bahasa
Thai, yaitu “plakad”, yang digunakan untuk menyebut cupang aduan. Dalam dunia
percupangan, nama plakat digunakan untuk membedakan cupang dengan ekor pendek
yang digunakan untuk kontes dan cupang yang digunakan untuk aduan.
Dalam perkembangannya, cupang plakat pun di kawinkan dengan jenis cupang lain
seperti halfmoon dan double tail. Hasilnya, diperoleh cupang plakat dengan
bentuk sirip yang bervariasi. Perkawinan cupang plakat dan halfmoon menghasilkan
cupang plakat dengan ekor pendek membundar (setengah lingkaran) dengan sokongan
lebih banyak tulang ekor. Berbeda dengan cupang plakat biasa (tradisional) yang
hanya disokong oleh dua tulang ekor. Adapun silangan plakat dengan double tail
menghasilkan cupang plakat yang memiliki sirip punggung yang tinggi dan lebar.
Oleh sebab keindahannya, cupang plakat simetris hasil perkawinan antara plakat
dan double tail dikelompokkan dalam kelas tersendiri oleh International Betta
Congress (IBC). Dengan begitu, kelasnya berbeda dengan kelas plakat halfmoon
dan plakat biasa.
Selain ketiga jenis plakat tersebut, terdapat satu kelas khusus yaitu kelas
plakat raksasa. Pengembangan plakat raksasa ini dilakukan dengan melakukan
perkawinan antara plakat dengan cupang alam yang panjang tubuhnya mencapai
10—12 cm. Pengembangan plakat raksasa juga disinyalir menggunakan hormon
pertumbuhan yang dicampurkan dalam pakan.